BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lembaga Pendidikan merupakan
suatu wadah lembaga yang menghantarkan seseorang kedalam alur berfikir yang
teratur dan sistematis. Dalam pengertiannya Pendidikan adalah “usaha sadar dan
direncanakan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan
negara”. Dalam pelaksanaannya sebuah lembaga pendidikan kerap-kali dihadapkan
pada problem-problem sistem pembelajaran, mulai dari penyiapan sarana dan
prasarana, materi, tujuan bahkan sampai pada penyiapan proses.
Dalam perkembangannya lembaga
pendidikan sebagai sebuah lembaga yang bergerak dibidang non-profit oriented,
memaksa pelaksana pendidikan menggunakan teori-teori yang sebelumnya sudah
berkembang dalam dunia ekonomi. Maka tak heran ketika kita mendengar adanya
teori manajemen pendidikan, yang pada dasarnya itu diambil dari teori-teori
manajemen dalam dunia bisnis. Bukan berarti setelah meminjam teori manajemen
ekonomi sebuah lembaga pendidikan menjadi komersial, tetapi semata-mata
hanyalah digunakan sebagai landasan yang sistematis untuk mengelola sebuah
lembaga pendidikan. Sehingga hasilnya pun tidak bisa seperti yang diharapkan
kalau seseorang menerapkan teori manajemen dalam bidang bisnis.
Pada saat sekarang
dan masa yang akan datang, sesuai dengan masyarakat serta kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi manajemen diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan
dan kelembagaan, seperti dibidang ekonomi, pemerintah, militer, kemasyarakatan,
dan pendidikan. Dalam rangka untuk membantu
peningkatan mutu pendidikan, para pengelola pendidikan dituntut untuk selalu
memperkaya wawasan pengetahuan serta
kemampuan yang relevan dengan pekerjaannya. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sangat turut menentukan arah perkembangan masyarakat dewasa ini, yang
secara langsung berkaitan erat dengan dunia pendidikan.namun persoalan
yang sering muncul adalah menyangkut lulusan yang apabila dihadapkan pada
kebutuhan tenaga kerja, sangat terasa betapa rendahnya kualitas sumber daya
manusia di negara kita. Sebagian masyarakat dari dunia pendidikan
mengklaim bahwa faktor penyababnya adalah menyangkut sistem dan manajemen
penyelenggaraan pendidikan.
1.2 Rumusan Masalah
Dari
latar belakang diatas penulis dapat merumuskan beberapa masalah
- Apa pengertian lembaga itu sendiri?
- Apa yang dimaksud dengan landasan manajemen?
- Mencakup apa saja ruang lingkup landasan manajemen pendidikan?
1.3 Tujuan Penulisan
Setiap sesuatu yang ada didunia
ini pasti mempunyai tujuan tersendiri tak terkecuali makalah ini, yang pastinya
juga mempunyai tujuan yang ingin dicapai oleh kami, diantaranya adalah:
1.
Mengetahui arti dari landasan manajemen pendidikan serta ruang lingkupnya.
2.
Sebagai pengalaman dalam dunia kepenulisan yang dituntut untuk selalu
memberikan asupan terhadap perkembangan kehidupan.
3.
Sebagai tugas kelompok untuk memenuhi tugas mata kuliah landasan manajemen pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Konsep Dasar Landasan Manajemen Pendidikan
2.1 Definisi
Landasan Manajemen Pendidikan
1.
Definisi Landasan
Landasan secara bahasa dapat
diartikan sebgai fondasi,dasar, asas, patokan dan setandar. Landasan merupakan
hal terpenting dalam segala hal, karena baik tidaknya sesuatu yang dibuat
tergantung dasarnnya.[1]
2.
Definisi Manajemen
Manajemen adalah
aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai
tujuan pendidikan yang telah ditentukan.[2]
Selain itu Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi.
Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick karena manajemen dipandang sebagai
suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami mengapa dan
bagaimana orang bekerja sama. Dikatakan sebagai kiat oleh Follet karena
manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain
menjalankan dalam tugas. Dipandang sebagai profesi karena manajemen dilandasi
oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para
profesional dituntun oleh suatu kode etik.[3]
Para ahli masih berbeda pandangan
dalam mendefinisikan manajemen dan karenanya belum dapat diterima secara
universal. Namun demikian, terdapat konsensus bahwa manajemen menyangkut
derajat keterampilan tertentu.
Dalam proses manajemen terlibat
fungsi-fungsi yang ditampilkan oleh seorang manajer atau pimpinan yaitu
perencana (Planning), pengorganisasian (Organizing),
pemimpinan (leading) dan
pengawasan (Controlling).
Oleh karena itu, Manajemen
diartikan sebagai proses perencana,
mengorganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya
organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.
3. Definisi Pendidikan
Menurut Driyarkara
(1980), Pendidikan adalah memanusiakan manusia muda,
pengangkatan manusia muda ke taraf pendidik.
Dalam Dictionary of Education dinyatakan bahwa pendidikan adalah: (a) proses
seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan tingkah laku lainnya di dalam
masyarakat tempat mereka hidup, (b) proses sosial yang terjadi pada orang yang
diharapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya
yang datang dari sekolah), sehingga mereka dapat memperoleh perkembangan sosial
dan kemampuan individu yang optimum. Dengan kata lain pendidikan dipengaruhi
oleh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan-perubahan yang
sifatnya permanen (tetap) dalam tingkah laku, pikiran, dan sikapnya.[4]
Berdasarkan
pengertian tersebut dapat diidentifikasikan beberapa ciri pendidikan, antara lain, yaitu:
a.
Pendidikan mengandung tujuan, yaitu kemampuan untuk berkembang sehingga
bermanfaat untuk kepentingan hidup.
b.
Untuk mencapai tujuan itu, pendidikan melakukan usaha yang terencana dalam
memilih isi (materi), strategi, dan teknik penilaiannya yang sesuai.
c.
Kegiatan pendidikan dilakukan dalam lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat (Formal dan non formal)[5]
Manajemen
pendidikan adalah suatu proses atau sistem pengelolaan/organisasi dan
peningkatan kemanusiaan (human enginering) dalam kaitannya dengan suatu sistem
pendidikan. Kegiatan-kegiatan pengelolaan pada suatu sistem pendidikan
bertujuan untuk keterlaksanaan proses belajar mengajar yang relevan, efektif,
dan efesien dapat terjadi bila di lengkapi dengan sarana yang terbentuk satu
wadah organisasi dan ditunjang oleh:
1. Kelompok pemimpinan dan pelaksanaan
2. Fasilitas dan alat pendidikan
3. Program pendidikan dengan sistem pengelolaan yang baik[6].
Menagemen pada hakekatnya adalah
fungsi untuk melakukan penataan semua kegiatan dalam pendidikan agar tujuan
pendidikan tercapai dalam batas-batas kebijakan yang telah ditentukan .
Sebagai penyelenggara pendidikan menagemen pendidikan tidak menentukan
kebijakan-kebijakan yang bersifat kelembagaan . Knezevich (1984:9)
mendifinisikan bahwa menagemen pendidikan memiliki berbagai kegiatan yang
sangat kompleks dan saling berhubungan . Menagemen pendidikan juga merupakan
sekumpulan fungsi untuk menjamin efisiensi dan efktivitas pelayanan pendidikan
, melalui perencanaan , pengambilan keputusan , perilaku ,kepemimpinan ,
penyiapan alokasi sumber daya , stimulus dan koordinasi personil , penciptaan
iklim organisasi yang konduktif , serta penentuan pengembangan fasilitas untuk
memenuhi kebutuhan peserta didfik dan masyarakat di masa depan . Menagemen
pendidikan merupakan rangkaian kegiatan bersama atau keseluruhan proses
pengendalian usaha atas kerjasama sekelompok orng dalam mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan secara berencana dan sistematis , yang diselenggarakan
pada suatu lingkungan tertentu .[7]
2.2 Ruang Lingkup Landasan Manajemen Pendidikan
Manajemen pendidikan secara umum
memiliki ruang lingkup yang lebih luas daripada manajemen sekolah. Manajemen
pendidikan tidak hanya menyangkut penataan pendidikan formal (sekolah, madrasah
dan perguruan tinggi), tetapi juga pendidikan luar sekolah atau pendidikan
nonformal, seperti TPA/TPQ, pondok pesantren, lembaga-lembaga kursus maupun
lembaga-lembaga pendidikan yang berkembang di masyarakat: majlis taklim, PKK,
karang taruna, pembinaan wanita dan yang lainnya. Untik memudahkan bahasan ini,
maka penulis lebih banyak menggunakan istilah “sekolah” untuk mewakili kegiatan
pendidikan formal.
Ruang lingkup manajemen organisasi
secara garis besar dapat dibagi
menjadi dua kegiatan yaitu manajemen
administrative dan manajemen operatif.
Manajemen
administrative: Bidang
kegiatan ini disebut juga management of administrative function, yakni
kegiatan-kegiatan yang bertujuan mengarahkan agar semua orang dalam organisasi
/kelompok kerja sama mengerjakan hal-hal yang tepat sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai.
Manajemen
operatif: Bidang kegiatan ini di
sebut juga managemen of operative function, yakni kegiatan-kegiatan yang
bertujuan mengarahkan dan membina agar semua orang yang melaksanakan
pekerjaannya yang menjadi tugas masing-masing dapat dengan tepat dan benar.[8]
Adapun ruang
lingkup menajemen pendidikan ini secara lebih rinci dapat di jelaskan sebagai
berikut:
1)
Manajemen kurikulum, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
evaluasi kegiatan tentang pendataan mata pelajaran/mata kuliah yang
diajarkan/dipasarkan, waktu jam yang tesedia, jumlah guru beserta pembagian jam
pelajaran, jumlah kelas, penjadwalan, kegiatan belajar-mengajar, buku-buku yang
dibutuhkan, program semester, evaluasi, program tahunan, kelender pendidikan,
perubahan kurikulum maupun inovasi-inovasi dalam pengembangan kurikulum.[9]
2)
Manajemen ketenagaan pendidikan (kepegawaian), meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan penerimaan
pegawai baru, mutasi, surat keputusan, surat tugas, berkas-berkas tenaga
kependidikan, daftar umum kepegawaian, upaya peningkatan SDM serta kinerja
pegawai, dan sebagainya.
3)
Manajemen peserta didik, meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan penggalangan penerimaan siswa
baru, pelaksanaan tes penerimaan siswa baru, penempatan dan pembagian kelas,
kegiatan-kegiatan kesiswaan, motivasi dan upaya peningkatan kualitas lulusan
dan sebagainya.
4)
Manajemen perlengkapan sekolah,
Manajemen
perlengkapan sekolah dapat didefinisikan sebagai proses kerja sama
pendayagunaan semua perlengkapan pendidikan secara efektif dan efisien.
Perlengkapan sekolah atau juga sering disebut dengan fasilitas sekolah, dapat
dikelompokkan menjadi: (1) sarana pendidikan; dan (2) prasarana pendidikan.[10]
Sarana dan prasarana pendidikan meliputi
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan
pengadaan barang pembagian dan penggunaan barang (inventaris), perbaikan
barang, dan tukar tambah maupun penghapusan barang.
5)
Manajemen keuangan/ pembiayaan
pendidikan, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan
evaluasi kegiatan masuk dan keluarnya dana, usaha-usaha menggali sumber pendanaan
sekolah seperti kegiatan koperasi serta penggunaan dana secara efisien.
6)
Manajemen/administrasi
perkantoran, meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan
dan evaluasi kegiatan kantor agar memberikan pelayanan yang terbaik kepada
semua orang yang membutuhkan serta berhubungan dengan kegiatan lembaga.
7)
Manajemen unit-unit penunjang pendidikan,
melipiti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan ddan evaluasi
kegiatan unit-unit penunjang, misalnya bimbingan dan penyuluhan (BP),
perpustakaan, UKS, pramuka, olahraga, kesenian, dan sebagainya.
8)
Manejemen layanan khusus pendidikan,
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi
kegiatan pelayanan khusus, misalnya menu makanan/konsumsi, layanan antar jemput
, bimbingan khusus di rumah, dan sebagainya.
9)
Manajemen tata lingkungan dan
keamanan sekolah meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan dan evaluasi tata ruang pertamanan sekolah, kebersihan dan
ketertiban sekolah, serta keamanan dan kenyamanan lingkungan sekolah.
10)
Manejemen
hubungan dengan masyarakat, meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi kegiatan hubungan masyarakat, misalnya
pendataan alamat kantor/orang yang dianggap perlu, hasil kerjasama,
program-progran humas, dan sebagainya.
Secara umum, semakin besar dan maju suatu lembaga
pendidikan, semakin banyak ruang lingkup manajemen yang harus ditangani
sekolah. Demikian juga ssebaliknya, semakin rendah dan kecil sekolah semakin
ssedikit ruang lingkup manajemen yang harus ditanganinya. Missalnya manajemen
sekolah yang tergolong kecil dan bermutu rendah lebih sederhana pengelolaannya
seperti sekolah-sekolah dasar yang ada di pelosok desa dibanding dengan
manajemen sekolah yang tergolong besar dan maju seperti sekolah Al-Azhar
Kebayoran Jakarta, Pondok Modern Ponorogo, MIN Malang I dan sebagainya.[11]
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
SIMPULAN DAN SARAN
3.1
Simpulan
Manajemen
pendidikan sebagai suatu proses atau sistem pengelolaan. Kegiatan-kegiatan
pengelolaan pada suatu sistem pendidikan bertujuan untuk keterlaksanaan proses
belajar mengajar yang relevan, efektif, dan efesien dapat terjadi bila di
lengkapi dengan sarana yang terbentuk satu wadah organisasi dan ditunjang oleh:
1. Kelompok pemimpinan dan pelaksanaan
2. Fasilitas dan alat pendidikan
3. Program pendidikan dengan sistem pengelolaan yang baik.
3.2 Saran-saran
Seharusnya untuk
meningkatkan mutu pendidikan kita dapat melalui penerapan pengelolaan
pendidikan yang baik dan menanamkan moral yang baik bagi anak didik kita. Tanpa
adanya penerapan tersebut
maka kemungkinan segala upaya peningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan tidak
akan mendapatkan hasil yang optimal.
Serta dengan menjadikan manajeman sebagai
landasan pendidikan. Dan berfungsi sebagai berikut :
1.
Manajemen
sebagai perencana dalam membangun suatu lembaga atau proses perencana untuk
mencapai efektif dan efisien.
2.
Manajemen
pendidikan merupakan pokok utama dalam menguasai ilmu pendidikan dan seorang
manajer untuk menjadi profesional.
3.
Manajemen
pendidikan juga mempengaruhi lingkungan dalam menentukan anak didik atau
seorang manajer
4.
Tujuan
manajemen untuk mengembangkan potensi individu agar mampu berdiri sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Nanang Fattah.2001.Landasan
Manajemen Pendidikan..Bandung:
PT. RosdaKarya
H. Haadari Nawawi.1989.Administrasi
Pendidikan. Jakarta: CV Haji Masagung
Oemar Hamalik.2007.Manajemen Pengembangan Kurikulum.Bandung:
PT. Rosdakarya
Made pidarta.1990.Cara Belajar Mengajar Di Universitas
Negara Maju.Jakarta:Bumi Aksara
Ibrahim Bafadal.2008.Manajemen Perlengkapan Sekolah Teori dan
Aplikasinya.Jakarta:PT.Bumi Aksara
Sugiono,Barto,dkk.2010.Pengantar Ilmu Pendidikan.Surabaya:Bintang
[1]http://fillahabadanwahyu.blogspot.com/2011/04/makalah-landasan-pendidikan.html#!/2011/04/makalah-landasan-pendidikan.html
[8] http://r-vai.blogspot.com/2010/02/ruang-lingkup-manajemen-pendidikan.html
[10] Ibrahim Bafadal.2008.Manajemen
Perlengkapan Sekolah Teori dan Aplikasinya.Jakarta:PT.Bumi Aksara.2.