Senin, 02 Desember 2013

INOVASI PENDIDIKAN



A.    Inovasi Pendidikan
Inovasi berasal dari kata latin, innovation yang berarti pembaruan dan perubahan.Kata kerjanya innovo yang artinya memperbarui dan mengubah.Inovasi adalah suatu ide, barang, kejadian, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invensi atau diskoveri.Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu masalah tertentu (Ibrahim, 1988).Invensi adalah suatu penemuan yang benar-benar baru artinya hasil kreasi manusia yang berupa benda atau hal yang ditemukan itu benar-benar sebelumnya belum ada, kemudian diadakan dengan hasil kreasi baru. Sedangkan diskoveri adalah suatu penemuan sesuatu yang sebenarnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang.
Ibrahim (1988) mengemukakan bahwa inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau inovasi untuk memecahkan masalah pendidikan.Jadi inovasi pendidikan adalah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat), baik berupa invensi atau diskoveri yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan masalah pendidikan.
MenurutFuad Ihsan (2005), tujuan inovasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi, relevansi, kualitas dan efektivitas, sarana serta jumlah peserta didik sebanyak-banyaknya, dengan hasil pendidikan sebesar-besarnya (menurut criteria kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan pembangunan), dengan menggunakan sumber, tenaga, uang, alat, waktu dalam jumlah yang sekecil-kecilnya.
Kalau dikaji, arah tujuan inovasi pendidikan Indonesia tahap demi tahap, yaitu:
a.   Mengejar ketinggalan-ketinggalan yang dihasilkan oleh kemajuan-kemajuan ilmu dan teknologi sehingga makin lama pendidikan di Indonesia makin berjalan sejajar dengan kemajuan-kemajuan tersebut.
b.      Mengusahakan terselenggaranya pendidikan sekolah maupun luar sekolah bagi setiap warga negara.Misalnya daya tamping usia sekolah SD, SLTP, SLTA, dan Perguruan Tinggi.
Dengan system penyampaian yang baru, diharapkan peserta didik menjadi manusia yang aktif, kreatif, dan terampil memecahkan masalahnya sendiri.
B.     Karakteristik Inovasi
Cepat lambatnya penerimaan inovasi oleh masyarakat luas dipengaruhi oleh karakteristik inovasi itu sendiri. Misalnya penyebarluasan penggunaan kalkulator dan “blue jean”, dalam waktu kurang 1 sampai 5 tahun sudah merata keseluruh Amerika Serikat, sedangkan penggunaan tali pengaman bagi pengendara mobil baru tersebar merata setelah memakan waktu beberapa puluh tahun. Everett M. Rogers (1993:14-16) mengemukakan karakteristik inovasi yang dapat mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi, sebagai berikut:
1.    Keuntungan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya. Makin menguntungkan bagi penerima makin cepat tersebarnya inovasi.
2.    Kompatibel (compatibility) ialah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai (values), pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima. Misalnya penyebarluasan penggunaan alat kontrasepsi di masyarakat yang keyakinan agamanya melarang penggunaan alat tersebut, maka tentu saja penyebar inovasi akan terhambat.
3.   Kompleksitas (complexity) ialah tingkat kesukaran untuk memahami dan menggunakan inovasi bagi penerima. Misalnya masyarakat pedesaan yang tidak mengetahui tentang teori penyebaran bibit penyakit melalui kuman, diberitahu oleh penyuluh kesehatan agar membiasakan memasak air yang akan diminum, karena air yang tidak dimasak jika diminum dapat menyebabkan sakit perut. Tentu saja ajakan itu sukar diterima. Makin mudah dimengerti suatu inovasi akan makin cepat diterima oleh masyarakat.
4.      Trialabilitas (trialability) ialah dapat dicoba atau tidaknya suatu inovasi oleh penerima. Suatu inovasi yang dicoba akan cepat diterima oleh masyarakat dari pada inovasi yang tidak dapat dicoba lebih dulu. Misalnya penyebarluasan penggunaan bibit unggul padi gogo akan cepat diterima oleh masyarakat jika masyarakat dapat mencoba dulu menanam dan dapat melihat hasilnya.
5.  Dapat diamati (observability) ialah mudah tidaknya diamati suatu hasil inovasi. Misalnya penyebarluasan penggunaan bibit unggul padi, karena petani dapat dengan mudah melihat hasil padi yang menggunakan bibit unggul tersebut, maka mudah untuk memutuskan mau menggunakan bibit unggul yang diperkenalkan. Tetapi mengajak petani yang buta huruf untuk mau belajar membaca dan menulis tidak dapat segera dibuktikan karena para petani sukar untuk melihat hasil yang nyata menguntungkan setelah orang tidak buta huruf lagi.
Zaltman, Duncan, dan Holbek mengemukakan bahwa cepat lambatnya penerimaan inovasi dipengaruhi oleh atribut sendiri
C.    Macam Model Pentahapan Dalam Proses Inovasi
Di bawah ini akan diuraikan berbagai macam model pentahapan dalam proses inovasi yang berorientasi pada individu maupun yang berorientasi pada organisasi.
Beberapa Model Proses Inovasi yang berorientasi pada individual:
Lavidge & Steiner (1961)
Colley (1961)
Rogers (1962)
Robertson (1971)
v  Menyadari
v  Mengetahui
v  Menyukai
v  Memilih
v  Mempercayai
v  Membeli
v Belum menyadari
v  Menyadari
v  Memahami
v  Mempercayai
vMengambil tindakan
v  Menyadari
vMenaruh perhatian
v  Menilai
vMencoba Menerima (adopsi)

vPersepsi tentang masalah
v  Menyadari
v  Memahami
v  Menyikapi
v  Mengesahkan
v  Mencoba
vMenerima (adaption)
v  Disonasi

Beberapa Model Proses Inovasi yang berorientasi pada organisasi: 
Milo (1971)
Shepard (1967)
Hage & Arken (1970)
1. Konseptualisasi
2.Tentatif adopsi
3. Penerima sumber
4. Implementasi
5. Institusionalisasi
1. Penemuan ide
2. Adopsi
3. Implementasi


1.  Evaluasi
2.  Inisiasi
3.  Implementasi
4.  Rutinisasi


Wilson (1966)
Zatlman Duncan & Holbek
1.Konsepsi perubahan
2.Pengusaha perubahan
3.Adopsi dan implementasi



I. Tahap permulaan (inisiasi)
a.       Langkah pengetahuan dan kesadaran.
b. Langkah pembentukan sikap terhadap inovasi
c.       Langkah keputusan
II.Tahap implementasi
a.       Langkah awal implementasi
b.      Langkah kelanjutan pembinaan

Perkembangan suatu inovasi didorong oleh motivasi untuk melakukan inovasi pendidikan itu sendiri. Motivasi itu bersumber pada dua hal yaitu, kemauan sekolah atau lembaga untuk mengadakan respon terhadap tantangan perubahan masyarakat dan adanya usaha untuk menggunakan sekolah dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
Perkembangan inovasi dalam pendidikan di Indonesia di antaranya adalah:
1.   Pemerataan kesempatan belajar, untuk menanggulangi jumlah usia sekolah yang cukup banyak di Indonesia. Pemerintah menciptakan sistem pendidikan yang dapat menampung sebanyak mungkin anak usia sekolah, salah satunya adalah didirikannya SD Pamong, SMP Terbuka, Universitas Terbuka.
2.  Kualitas pendidikan untuk menanggulangi kurangnya jumlah guru, dengan diiringi merosotnya mutu pendidikan pemerintah dalam hal ini meningkatkan mutu pendidikan misalnya penataran guru melalui radio, modul.
3.  Penggunaan multi media dalam pembelajaran. Pendidikan harus diusahakan agar memperoleh hasil yang baik dengan dana dan waktu yang sedikit. Ini berarti harus dicari sistem pendidikan dan pengajaran yang efektif dan efisien. Di antaranya dengan memanfaatkan lembar kerja siswa dan media KIT IPA.
D.    Masalah-masalah yang Menuntut Diadakan Inovasi
Adapun masalah-masalah yang menuntut diadakan inovasi pendidikan di Indonesia, yaitu :
a.       Perkembangan ilmu pengetahuan menghasilkan kemajuan teknologi yang mempengaruhi kehidupan social, ekonomi, politik, pendidikan dan kebudayaan bangsa Indonesia.Sistem pendidikan yang dimiliki dan dilaksanakan di Indonesia belum mampu mengikuti dan mengendalikan kemajuan-kemajuan tersebut sehingga dunia pendidikan belum dapat menghasilkan tenaga-tenaga pembangunan yang terampil, kreatif, dan aktif sesuai dengan tuntutan dan keinginan masyarakat.
b.      Laju eksplorasi penduduk yang cukup pesat, yang menyebabkan daya tampung, ruang, dan fasilitas pendidikan yang sangat tidak seimbang.
c.       Melonjaknya aspirasi masyarakat untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik, sedangkan di pihak lain kesempatan sangat terbatas.
d. Mutu pendidikan yang dirasakan makin menurun, yang belum mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Belum mekarnya alat organisasi yang efektif, serta belum tumbuhnya suasana yang subur dalam masyarakat untuk mengadakan perubahan-perubahan yang dituntut oleh keadaan sekarang dan yang akan datang.
E.     Wujud Dan Bentuk Inovasi Pendidikan Di Indonesia
Kegiatan yang harus dilakukan guru alam belajar-mengajar, antara lain menyangkut perumusan tujuan, pemilihan bahan ajar, metoda dan alat bantu mengajar, kegiatan pelajar, evaluasi hasil belajar, dan manajemen pembelajaran. Beberapa aktifitas tersebut dapat dibantu dengan menggunakan hasil-hasil inovasi dan teknologi. Banyak sekali wilayah dalam pendidikan yang berpeluang untuk memanfaatkan hasil-hasil teknologi, karena berbagai aspek kehidupan, inovasi dan teknologi sudah mampu menjawab kebutuhan manusia untuk berkembang. Pemanfaatan inovasi dan teknologi dalam bidang pendidikan dapat dikategorikan menjadi beberapa bentuk yaitu :
1.      Penerapan inovasi dan teknologi pendidikan dalam bentuk sistem pendidikan
Inovasi dan teknologi pada tataran ini menjangkau era kebijakan penyelenggaraan proses pendidikan. Contoh dari pemanfaatan inovasi dan teknologi pelaksanaan sistem Cara Belajar Pelajar Aktif (CBSA), Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), atau penembahan jam belajar di sekolah. Pada tataran ini inovasi dan teknologi diterapkan secara massal karena mengarah pada sistem.
2.      Penerapan inovasi dan teknologi pada media belajar dan mengajar
Inovai dan teknologi pada tataran ini menjangkau area yang lebih sempit, yaitu merujuk pada penyelenggaraan proses pendidikan berupa proses belajar mengajar di sekolah, penerapan yang dilakukan adalah elaborasi hasil teknologi sebagai media belajar di sekolah, misalnya Computer Assisted Instruction (CAI), alat-alat canggih berupa audio visual, alat-alat permainan edukatif atau media cetak berupa buku-buku serta pengadaan alat-alat labotarium yang berkualitas.
3.      Pemanfatan komputer sebagai media bantu belajar mengajar matematika dan IPA
Komputer dewasa ini telah dilengkapi dengan kemampuan yang tak tertandingi oleh peralatan lain, baik dari segi keceptan maupun keluwesan penggunaannya. Dalam kaitannya dengan peningkatan mutu pendidikan, tidak salah jika komputer menjadi pilihan tepat sebagai media pembelajaran. Salah satu mata pelajaran yang dapat dibantu dengan berbagai fasilitas di dalam komputer adalah matematika dan IPA atau MIPA. Diamping cara ini sangat memerlukan waktu dan tenaga yang banyak, cra-cara seperti ini dapat menyebabkan berbagai macam miskonsepsi. Oleh karena itu, untuk mengatasi persoalan tersebut, pelajar harus dibawa sedekat mungkin dengan peristiwa alam, misalnya dengan metode eksperimental atau metode demonstrasi. Dalam hal ini, komputer menjadi media yang cocok untuk menunjang pengajaran seperti itu. Namun, meskipun banyak keuntungan yang bisa diperoleh, upaya komputerisasi media pendidikan banyak menemui hambatan. Hal ini disebabkan oleh sedikitnya guru yang mau dan mampu menyusun sebuah aplikasi presentasi atau program pembelajaran.
4.  Program ekselerasi, Ekselerasi berarti percepatan, ini adalah inovasi tersendiri dalam pendidikan. Program ekselerasi memiliki kekhasan yang ditandai dengan adanya saling pengertian antara guru dan murid.  Program ekselerasimerupakan upaya untuk peningkatan mutu pendidikan dengan mewadahi kemampuan pelajar yang memiliki kemampuan lebih.
5.      Pemanfaatan internet, Program ini sangatlah bermanfaat dalam dunia pendidikan, mengingat seiringprkembangan zaman kemudahan yang diberikan teknologi haruslah dimanfaatkan. Maka kemudahan yang didapat didalm belajar mmbantu pemahaman siswa pada materi pelajaran. Internet juga dapat dimanfaatkan msalnya seperti kuliah online, SPMB, SPSB, dansebagainya yang dapat meringankan biaya yang apabila datang langsung maka akan lebih hal tentunya.
F.      Faktor Inovasi Pendidikan
Faktor – faktor yang mempengaruhi Inovasi Pendidikan sebagai berikut :
1.     Visi terhadap Pendidikan
Setiap anak akan mengalami proses pendidikan secara alamiah, yaitu yang ia dapatkan dala situasi pergaulan dengan orang lain pada umumnya dan pergaulan dengan kedua orang tuanya pada khususnya dalam lingkungan budaya yang mengelilinginya. Pendidikan seperti inilah yang akan menjadikan anak sebagai manusia dalam arti yang sesungguhnya. Cinta kasih orang tua dan ketergantungan serta kepercayaan anak kepada mereka pada usia – usia muda merupakan dasar kokoh yang memungkinkan timbulnya pergaulan mendidik. Dengan upaya pendidikan, potensi dasar universal anak akan tumbuh dan membentuk diri anak yang unik, sesuai dengan pembawaan, lingkungan budaya, dan zamannya.
Usaha dan tujuan pendidikan dilandasi oleh pandangan hidup orang tua, lembaga – lembaga penyelenggara pendidikan, masyarakat, dan bangsanya. Manusia Indonesia, warga masyarakat dan warga negara yang lengkap dan utuh harus dipersiapkan sejak anak masih kecil dengan upaya pendidikan. Tujuan pendidikan diabdikan untuk kebahagiaan individu, keselamatan masyarakat, dan kepentingan negara.
Dengan demikian, pandangan dan harapan orang tua terhadap pendidikan sekarang dapat berbeda dengan pandangan orang terhadap pendidikan masa lampau atau waktu yang akan datang. Perbedaan pandangan ini erat hubungannya kalau tidak justru harus disebut berdasar atas falsafah mengenai manusia dan kemanusiaan pada zamannya masing – masing.

2.     Faktor Pertambahan Penduduk
Pertambahan penduduk yang cepat merupakan faktoryang sangat menentukan dan berpengaruh besar terhadap penyelenggaraan pendidikan sehingga menuntut adanya pembaruan – pembaruan di bidang pendidikan.
Akibat dari perkembangan penduduk yang sangat cepat sulit dibayangkan, misalnya, bagaimana penyediaan gedung sekolah. Dalam waktu – waktu tertentu gedung sekolah tentu harus mengalami penambahan seiring dengan terus bertambahnya anak – anak usia sekolah. Begitu pula hal – hal yang terkait dengan itu, seperti tenaga guru, buku – buku, dan fasilitas – fasilitas lain pun turut mendapat perhatian.
Adanya penambahan penduduk yang cepat menimbulkan akibat yang luas terhadap berbagai segi kehidupan, utamanya pendidikan. Adapun masalah – masalah yang berkaitan langsung dengan pendidikan tersebut adalah sebagai berikut :
a.  Kekurangan kesempatan belajar
b.   Masalah kualitas pendidikan
c.    Masalah relevansi 
d.    Masalah efisiensi dan efektifitas

3.     Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Perkembangan ilmu pengetahuan yang cepat tidak harus diikuti dengan penambahan kurikulum sekolah diluar kemampuan meskipun kondidi anak didik perlu diperhatikan. Anak didik pun tidak mungkin mampu mengikuti dan menguasai segenap penemuan baru dalam dunia ilmu pendidikan.

4.     Tuntutan Adanya Proses Pendidikan yang Relevan
Permasalahan pendidikan yang kini dihadapi sangat kompleks. Adanya proses pendidikan yang relevan dengan kebutuhan dan masalah yang dihadapi sangat diperlukan mengingat akan keterbatasan dana pendidikan. Hal itu penting karena sistem sekolah dengan segala kekurangannya ternyata meliputi hampir 80% biaya pendidikan dan yang lain, seperti gedung, buku, alat pengajaran dan fasilitas lain dibebankan kepada orang tua.

DAFTAR PUSTAKA

file.upi.edu/.../INOVASI_PENDIDIKAN/Modul_3-Krakteristik_dan_Str...





2 komentar: